Siang itu menjadi akhir pelajaran untukku. Rasa kantuk, lelah dan lapar telah menghampiriku. Untunglah, pelajaran terakhir adalah Bahasa Indonesia yang berhasil dibawakan oleh guru Bahasa Indonesiaku dengan metode yang tak membosankan. Kali ini mengenai deskripsi, dan yang menjadi tugasku adalah menggambarkan mengenai lapangan sekolahku yang baru. Tepat setelah bel pertama pelajaran Bahasa Indonesia berbunyi, kami mulai untuk melakukan observasi di dekat lapangan sekolah.
Mataku mulai memandangi satu persatu objek yang ada di sekitar lapangan. Saat itu, kurasakan angin berhembus ditubuhku yang kecil ini. Sembari melihat capung-capung cantik yang beterbangan di atas lapangan sekolah. Pemandangan yang cukup menyentuh hatiku. Seeeettt . . . pandanganku beralih pada sesosok pria berseragam yang melintasi jalan berpaving di dekat lapangan. Pria itu memakai topi dan seragam lengkap security. Yah, pria tersebut adalah satpam yang selalu menjaga sekolahku. Hmmm, entah akan pergi kemana satpam itu tetapi kedatangannya mengalihkan pandanganku yang tadinya lapangan tampak sepi dan tak seorangpun yang ada di sana.
Kembali menatap dan menikmati keadaan lapangan sekolahku yang baru, aku melihat indahnya hamparan rumput yang luas menghijau. Tetapi cukup menyita perhatianku saat kuamati dengan seksama ternyata rumput hijau tersebut belum rata sepenuhnya. Ya, hal itu cukup dimaklumi karena pembuatan lapangan tersebut belum lama prosesnya, tetapi aku tak sabar untuk melihat lapangan sekolahku yang tercinta menjadi lapangan yang indah dipandang mata.
Lagi-lagi mataku mulai mengamati objek yang ada di sekitar lapangan. Oh iya, di sebelah utara lapangan ada tiga pohon jambu yang buahnya sangat memikat hatiku untuk memetiknya. Walaupun hari itu buahnya sudah tidak sebanyak hari-hari sebelumnya. Tetapi jatuhnya beberapa buah jambu yang sudah matang cukup mengotori lapangan dan mengurangi kesan indah dimataku. Ditambah lagi dengan adanya selang air, mesin diesel dan karung pupuk yang tergeletak begitu saja di lapangan. Mungkin para pekerja sedang beristirahat dan belum sempat merapikannya. Dan memang saat itu tidak ada aktivitas dari para pekerja sama sekali.
Diriku baru menyadari ternyata lapangan sekolahku yang baru ini berbeda dengan lapangan-lapangan yang lain. Apa yang membuatnya berbeda ? Bedanya adalah adanya lintasan lari yang terbuat dari serpihan batu bata. Aku baru melihatnya dan hal ini menambah kesan indah dan berbeda dari yang lain. Selain lintasan lari, ada juga jalan setapak yang terbuat dari paving. Hal ini dibuat agar siswa-siwa tidak sering berjalan di atas rumput, melainkan melewati jalan berpaving ini. Saat mengamati jalan setapak ini, selintas aku melihat seorang perempuan berjilbab yang melewati jalan ini. Ada juga dua orang siswa laki-laki yang entah akan kemana ataupun darimana sedang melintasi jalan setapak ini juga.
Hatiku miris saat mataku melihat keadaan bagian selatan lapangan. Bagian ini merupakan bagian paling gersang yang aku lihat. Memang ada beberapa pohon, tetapi pohon tersebut tidak berdaun sama sekali. Tidak ada rumput juga yang menghiasi sehingga tidak ada kesan hijau sama sekali. Sangat disayangkan keadaan itu, tetapi aku yakin keadaan itupun akan berubah. Ya, kita tunggu saja . . .
Christya Nur Febriani / 04
0 komentar:
Posting Komentar