Begitu aku keluar dari lorong ruang kelasku yang gelap, aku melihat hamparan rumput hijau yang membentang di lapangan sekolahku. Aku berjalan dengan merasakan damai menuju depan kelas X-8 untuk mengamati permadani pasir yang tampak seperti berlian tersebut. Aku berdiri dan mataku pun menyapu seluruh permadani tersebut.
Seketika itu, pandanganku tertuju pada tiga pohon jambu di sebelah utara lapangan. Pohon yang begitu rindang itu sedang berbuah dengan lebatnya. Warna merah merona menghiasi pohon-pohon jambu itu pertanda bahwa buah jambu sudah siap petik.
Aku tersadar ketika Pak Satpam melintas di lapanan, tepatnya di lintasan merah bata yaitu lintasan lari yang lebarnya sekitar 2 meter yang berada di tepi lapangan dan seperti selendang yang di bentangakan. Lapangan itu nampaknya memberi kesenangan tersendiri bagi warga SMA Negeri 1 SALATIGA. Nampak beberapa anak di sebelah barat lapangan sedang bersenda gurau dengan asiknya.
Sepertinya bukan hanya warga SMA NEGERI 1 SALATIGA saja yang senang akan lapangan baru nan hijau ini, tapi beberapa ekor capung pun menyambutnya dengan baik. Terlihat dari banyak capung yang menari-nari seakan sedang berpesta di atas lautan nan hijau tersebut.
Aku semakin tertarik mengamati lapangan baru ini. Ku lihat ada selang yang menjulur di lintasan lali. Selang tersebut di gunakan untuk menyirami rumput yang ada di lapangan tersebut. Memang, lapangan tersebut belum 100% jadi, masih rumput yang belum rata tapi semua itu tak dapat di bandingakan dengan kepuasanku bisa melihat indahnya lapangan yang baru ini, kerena di pinggir lapangan sudah tertata bermacam tanaman yang sangat rapi.
Di sebelah barat ada tiang bendera yang berdiri dengan kokoh dan megahnya mencakar langit. Ditambah dengan awan yang membentang biru bak laut yang berada di atas bumi. Dan awan putih seperti aneka bentuk bentuk yang eksotis.
Tapi saat aku melihat di sebelah selatan, pemandangan tidak sedap menghampiriku. Ada ember yang di biarkan tergeletak di jalan setapak berpaving. Bukan hanya ember saja, karung yang berisi pasirpun menghalangi pemendanganku.
Pandanganku terbang melayang membayangkan jika lapangan ini sudah 100% selesai. Pasti sangat indah, dan aku bisa betah berlama-lama berada di lapangan itu.
AISHA DIAN KUSUMA (X-10/01)
0 komentar:
Posting Komentar