Karakter jujur mulai terabaikan ? Ya, itulah yang terjadi saat ini. Anak-anak sudah tidak bisa menerapkan karakter kejujuran itu dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi sebenarnya tidak hanya anak-anak saja melainkan orang tua juga telah melupakan sifat jujur. Para pejabat tinggi misalnya, banyak fakta membuktikan ketidakjujuran mereka melalui tindakan korupsi.
Oleh karena korupsi yang merajalela di Indonesia ini, membuat pemerintah khawatir pada para penerus bangsa. Para pejabat yang seharusnya bisa menjadi teladan bagi para penerus bangsa malah berbuat korupsi. Dan itu merupakan perbuatan yang sangat memalukan. Masalah yang sangat memprihatinkan ini harus segera diatasi agar tidak berdampak lebih buruk lagi. Salah satu usaha pemerintah dalam mengatasi masalah ini adalah dengan menggembar-gemborkan tentang pendidikan karakter. Berbagai upaya telah dilakukan seperti lomba-lomba, seminar dan lain-lain yang semuanya itu mengarah pada pendidikan karakter.
Kantin kejujuran menjadi salah satu contoh upaya sekolah dalam membangun karakter siswa. Supaya hal ini lebih menekankan lagi , pemerintah membuat iklan ditelevisi yang mengajak generasi muda untuk bersikap jujur contohnya melalui kantin kejujuran. Itu semua dilakukan agar kita semua menjadi sadar akan pentingnya kejujuran. Prinsip dalam kantin kejujuran adalah kita mengambil dan membayar sendiri barang yang kita inginkan. Dalam hal ini, kejujuran kita sedang diuji. Apakah kita mengambil dengan membayar atau kita hanya mengambil saja. Atau mungkin kita membayar tidak dengan harga yang semestinya.Ya, itu semua terserah pada hati nurani kita masing-masing.
Dalam pelaksanaannya juga tidak semua sekolah berhasil. Banyak juga sekolah yang mengalami kerugian karena ulah siswa yang tidak mau membayar. Ini berarti karakter kejujuran siswa di sekolah tersebt masih rendah. Sekolah masih harus berusaha keras untuk menanamkan pendidikan karakter lagi, walaupun itu tidak mudah, tetapi itu harus dilakukan agar siswa dapat memahami pentingnya kejujuran itu.
Namun sebenarnya pengadaan kantin kejujuran ini tidak sepenuhnya berpengaruh pada karakter siswa. Banyak juga siswa yang tidak peduli dengan kantin kejujuran ini. Mereka lebih memilih untuk tidak membeli di kantin kejujuran, karena mereka dapat membeli di tempat lain. Akibatnya pembangunan pendidikan karakter ini tidak berpengaruh dan tidak membuat siswa menjadi siswa yang jujur.
Itulah usaha-usaha pemerintah dalam pembangunan pendidikan karakter bangsa. Memang tidak semua usaha itu berhasil, tetapi semua usaha itu harus tetap dicoba. Pembentukan karakter memang seharusnya dilakukan sedini mungkin melalui keluarganya sendiri. Terutama orang tua karena orang tua mempunyai pengaruh yang besar dalam mendidik anaknya. Dan saat sudah mulai sekolah, maka pendidikan karakter itu diberikan melalui keluarga dan sekolah. Bagaimanapun keluarga mempunyai peranan yang penting dalam pendidikan karakter anak.Christya Nur Febriani
X-10 / 04