Minggu, 04 September 2011

Tertidur

Suatu hari aku bermain di rumahku bersama teman-temanku. Mereka masing-masing memiliki mainan-mainan sendiri. Diam-diam Hapsa mengambil mainanku. Boneka milik adikku yang indah dan unikpun diambilnya.
Hapsa memang tetanggaku yang paling nakal. Saking nakalnya, sehingga Hapsa tidak memperhatikan pakaiannya yang compang-camping.Orang-orang mengira sudah 3 bulan Hapsa belum mengganti pakaiannya. Aku merasa iri padanya karena orang-orang begitu memperhatikannya.(Yohanes Dinar SA). Aku hanya mencoba untuk memahaminya.
Bagiku, teman seperti Hapsa memang unik, dengan gayanya dalam berpakaian compang-camping. Semua orang mengenal Hapsa, dan karena aku, temannya, akupun menjadi terkenal dengan gaya khas saya dalam berkata-kata. Tetangga-tetanggaku langsung mengenaliku lewat suaraku yang terdengar nyaring. Begitulah penilaian tetanggaku terhadap kami berdua. (Nanda Christia W)
Aku berusaha lebih mengakrabkan diri dengan Hapsa dengan cara bermain petak umpet bersama dia dan teman-teman. Aku dan teman-temanku bersembunyi, sementara Hapsa yang mencari. Aku bersembunyi diatas pohon yang tinggi juga rindang dan sangat tidak mungkin apabila Hapsa berhasil menemukanku. Setelah Hapsa menghitung sampai 100, Hapsa mulai mencari aku dan kawanku. Semua temanku berhasil ditemukan oleh Hapsa, tetapi aku tidak. Aku berada diatas pohon sambil tiduran.
Akhirnya aku tertidur pulas diatas pohon. Teman-teman serta tetanggaku mencari-cari aku sampai malam. Aku terbangun dan melihat hari sudah malam. Dengan hati-hati aku menuruni pohon. Aku melihat tangan dan kakiku, ternyata banyak bentol-bentol bekas gigitan nyamuk. Setelah sampai dibawah, aku ditemukan oleh tetanggaku dan langsung terkena murka orangtuaku.

Irianto Justisilvawan
X-10
12

0 komentar:

Posting Komentar