Minggu, 04 September 2011

Kadal, Teman Hidup dari Kebun


Suatu hari aku tidur di kebun bersama kadal. Lalu aku melihat benda bulat-bulat berwarna putih. Kemudian aku lari-lari untuk menghampirinya. Akhirnya aku pun sampai dan benda bulat-bulat tadi telah berada di depanku.
Aku terkejut karena kulihat benda itu mengkilap seperti basah. Aku melihat banyak hewan yang berjalan-jalan di sekitarku, aku semakin bingung. Lalu kadal-kadal datang mendekatiku. Aku akhirnya sadar bahwa benda bulat-bulat tadi adalah telur kadal yang menemani tidurku tadi. (YOSUA/ 31). Lalu aku dengan pelan-pelan kembali ke tempat dimana aku tidur tadi.
Ketika aku akan kembali tidur, aku mendengar suara. Tanpa menghiraukannya aku kembali tidur namun seakan-akan suara itu memanggilku. Setelah aku bangun dan mencari asal suara tersebut aku hanya melihat benda yang bulat-bulat tadi yaitu telur kadal. Telur itu mulai retak dan seakan-akan didalamnya akan keluar monster kecil. Setelah menetas kadal tersebut menghampiriku, dan seakan-akan menganggap aku sebagai ibunya. Hingga sekarang aku terus merawat kadal itu. Aku sangat sayang kepada kadal itu dan akan kujadikan teman hidupku selamanya. (YEREMIA/ 29)
Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Kadal itu sekarang sudah besar, sifat keliarannya mulai muncul. Dia selalu ingin keluar dari kandangnya. Aku mulai was-was kalau kadal itu kabur dari kandangnya. Aku pun memberi tanda di kadal itu berupa pita yang aku ikatkan di kakinya. Aku juga mengikat kadal itu dengan seutas tali yang kukaitkan di salah satu sudut kandang. Tak lupa aku memberinya makan agar tidak kabur.
Esok harinya aku berangkat sekolah, berangkat pukul setengah tujuh dan pulang pukul dua. Sesampainya di rumah aku sangat kaget, kadalku keluar dari kandangnya! Rasanya ingin menangis. Lalu aku bertanya-tanya kepada orang-orang yang ada dirumah, mereka semua tidak tahu. Aku mulai panik. Aku keluar untuk mencari kadalku. Kebun, lapangan, dan jalan-jalan di sekitar rumahku telah kujelajahi, namun aku belum juga menemukannya. Aku mulai menyerah dan mengikhlaskannya. Entah makhluk apa yang  menyuruhku untuk pergi ke sungai aku pun seperti menurutinya, aku seperti tidak sadar. Di sungai aku termenung, tiba-tiba di pangkuanku ada seekor kadal dengan pita di kakinya, aku sempat tidak percaya, setelah kucermati ternyata dialah kadalku yang hilang, dengan cekatan aku meraihnya. Betapa senangnya hatiku, kadalku telah kembali!
STEPANUS SINUNG  X10/ 25

0 komentar:

Posting Komentar