Suatu hari aku berdiri di pinggir Lapangan Pancasila bersama temanku. Kami seutuh – utuhnya memberikan perhatian kami kepada keadaan di sekitar Lapangan Pancasila. Setelah itu kami menikmati sore dengan berjalan – jalan sepanjang pinggir lapangan. Saat kami memandang keatas, indahnya semburat oranye di langit menunjukkan kepada kami betapa Agung Kuasa Tuhan menghias dunia dengan tangan-Nya.
Kemudian dia bertanya padaku tentang sesuatu yang sederhana tetapi mengagetkan . Berulang – kali aku memikirkan jawaban yang tepat untuk memenuhi tanyanya. Dan jawaban – jawaban tak pasti berkelebat dalam kepalaku. Kucoba dan terus kucoba akhirnya, secercah jawaban muncul di kepalaku ~ Sesilia Anggi Ivanandewi ~. Aku harap jawaban itu dapat membuatnya mengerti.
Atau mungkin tidak , sekelebat jawaban – jawaban tadi masih terus berputar di kepalaku. Berputar – putar tak jelas tak tentu arah. Hingga akhirnya aku tersadar oleh kicau burung yang berarak pulang. Dan aku tau jawaban itu bukan sekedar jawaban saja ~Rindang Maulidia~.
Kau ingin tahu apa yang ditanyakannya? Dia bertanya padaku, pernahkah aku mensyukuri hidup, dan apa caraku untuk membuktikannya. Dan aku masih terus menerus berpikir, benarkah aku sudah bersyukur? Itu yang hingga kii masih terngiang – ngiang di kepalaku, meluluh lantakkan hatiku, dan mendesir – desir di jantungku setiap saat setiap waktu. Benarkah aku telah bersyukur? Selama ini kurasa hanya ada keluh kesah, sesal dan kebencian, semua yang menjejal – jejal otakku. Letih merasakan mereka yang terus saja menyakiti hatiku dengan merobek – robek perasaanku.
Namun, sore itu dia mengajariku sesuatu. Mungkin hidup ini dapat menyakitimu, dunia ini bisa saja membuatmu merasa kecil. Namun, itu semua tak boleh membuatmu menyerah, kau di lahirkan untuk berdiri tegak. Sore itu, dia menyadarkanku untuk menjadi orang yang bersyukur, dan dia berhasil. Ya, di sore itu.
Putri Ramadhani Nugraha - X/10 20
0 komentar:
Posting Komentar