Senin, 06 Februari 2012

Pemberlakuan Sistem Poin Terhadap Siswa
 yang Melakukan Pelanggaran

Pelanggaran yang dilakukan pelajar di lingkungan sekolah merupakan cerita lama yang cukup sering terjadi. Seakan-akan pelanggaran yang di lakukan oleh para pelajar telah memiliki akar yang kuat sehingga sangat sulit di berantas. Mulai dari pelanggaran kecil sampai pelanggaran yang berat. Banyak cara yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk meminimalkan tingkat pelanggaran di sekolah, dan belakangan ini mulai muncul suatu sistem di sekolah-sekolah untuk memberantas pelanggaran yang di lakukan oleh pelajar dengan sistem poin.
Mekanisme kerja sistem poin dengan memberikan poin pokok kepada pelajar yang masing-masing setiap pelajar jumlahnya sama, misalnya saja 200 poin. Jika ada pelajar yang melanggar aturan maka poin yang dimilikinya akan dikurangi sesuai dengan pelanggaran yang telah dilakukannya. Bagi pelajar yang poinnya telah mencapai pada batasan yang ditentukan (misalnya 50 poin) maka siswa tersebut akan mendapat sanksi tambahan, seperti diskors, di-DO (Drop Out), atau sesuai dengan kebijakan yang telah ditentukan oleh sekolah.
Namun, apakah pemberlakuan sistem poin di sekolah-sekolah sudah efektif dan sesuai dengan tujuan yang di inginkan ? pada  kenyataannya sistem poin yang diberlakukan belum  berjalan dengan lancar dan dapat memberantas pelanggaran yang dilakukan oleh para pelajar. Ketika di sekolah guru dapat mengamati para siswa, serta memberikan poin kepada siswa yang melanggar aturan. Sementara itu ketika tidak ada yang mengawasi, mungkin saja para siswa melakukan pelanggaran dan tidak ada yang mengetahuinya. Pelanggaran ringan yang sering dilakukan siswa adalah mengenai cara berpakaian dan mengenai penggunaan hp saat jam pembelajaran berlangsung.
Di beberapa sekolah hal-hal seperti itu sering terabaikan dan tidak terlalu dipermasalahkan. Dan bahkan seakan-akan sistem poin yang berlaku di sekolah menjadi tidak berlaku sama sekali. Ketika siswa bertemu dengan guru, mereka berpakaian rapi tetapi setelah tidak ada guru menjadi berputar 1800 yang tadinya rapi menjadi tidak rapi. Aturan tata tertib di sekolah ditaati jika ada yang mengawasi tetapi jika tidak ada yang mengawasi maka menjadi seenaknya sendiri.
Sistem poin yang berlaku juga harus diimbangi dengan arahan dan bimbingan dari guru kepada siswa. Guru tidak hanya sekedar memarahi siswa dan langsung memberikan sanksi/poin. Karena jika demikian sama sekali tidak mendidik siswa, dan hanya akan membuat siswa mengulangi kesalahan yang sama.Namun guru harus memberikan arahan dengan cara yang tepat agar siswa dapat mengerti dan dapat benar-benar menaati aturan yang berlaku. Penanaman sikap dan moral yang baik dalam diri para siswa akan membantu terwujudnya tujuan dari sistem poin yaitu untuk terwujudnya ketertiban dalam lingkungan sekolah. Memang sulit untuk memberantas pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan di lingkungan sekolah, zaman yang semakin maju, faktor pergaulan, lingkungan tempat tinggal, juga merupakan salah satu faktor mengapa pelanggaran-pelanggaran di lingkungan sekolah sulit untuk dihilangkan. Sungguh situasi yang sangat kompleks, hal-hal tersebut berawal dari pelanggaran-pelanggaran kecil tetapi jika di biarkan akan menjadi suatu masalah besar.
Walaupun belum benar-benar berjalan dengan efektif sistem poin yang diberlakukan sekolah sudah sedikit membantu dalam menanggulangi pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh para pelajar.

Yeremia Krisna Dika Mahendra
X-10 / 29

0 komentar:

Posting Komentar