Siang itu pada hari Kamis tanggal 27 Oktober 2011 sekitar pukul 13.25, kami siswa siswi SMA Negeri 1 Salatiga kelas X-10 sangatlah senang. Kenapa? Karena kami akan belajar di luar kelas. Meninggalkan kelas yang katanya seperti gua tersebut, ke tempat yang lebih menyegarkan mata yaitu ke lapangan. Kami belajar di luar kelas untuk pelajaran Bahasa Indonesia. Guru kami, Bu Uswatun Hasanah, memberi kami tugas untuk mengamati lapangan tersebut, mencatat detail-detail kecil yang tertangkap oleh mata kami. Aku mulai mengamati lapangan besar tersebut.
Lapangan itu mempunyai luas sekitar 200 meter persegi. Sejujurnya aku tidak begitu menyukai Lapangan SMA Negeri 1 Salatiga ini karena lapangan ini tertutup oleh rumput-rumput liar yang tidak terrawat. Tapi sekarang berbeda. Benar-benar berbeda.
Rumput-rumput liar yang biasanya menutupi lapangan ini, sekarang telah terganti dengan rumput-rumput yang masih dalam pertumbuhan sehingga ukurannya masih kecil-kecil. Namun rumput-rumput ini sudah cukup membuat hati orang yang melihatnya senang terlebih warga SMA Negeri 1 Salatiga. Di tepi lapangan ini, terdapat jalan setapak kecil yang terbuat dari paving. Jalan setapak ini termasuk kecil karena hanya bisa dilewati oleh 2 siswa berbadan kecil. Disebelah jalan setapak ini, terdapat batu bata yang telah dihancurkan sehingga membentuk pasir bewarna oranye yang sangatlah indah. Paduan warnanya sangatlah cocok dengan jalan setapak dan lapangan besar bewarna hijau yang ditumbuhi oleh rumput-rumput tadi. Di tepi lapangan hijau, terdapat tiang bendera, tempat bendera tersebut berkibar-kibar memamerkan kehebatnnya. Aku mulai mengamati keadaan di sekitar lapangan tersebut secara lebih mendetail.
Di jalan setapak, ada temanku Dinar yang sedang jongkok mengamati keadaan di lapangan. Dia terlihat bingung dengan buku di tanganya. Aku melihat arah pandangannya. Ternyata dia sedang mengamati seorang guru lelaki yang sedang berjalan melintasi jalan setapak dengan seragam merahnya. Tidak lama, ada seorang satpam yang berjalan dengan arah yang sama dengan guru tadi. Aku tidak bisa lama-lama mengalihkan perhatianku dari lapangan bewarna hijau tersebut. Aku melihat ada banyak capung yang berterbangan di atas lapangan itu. Rumput di lapangan itu baru saja disiram oleh para tukang sehingga terlihat segar. Menyenangkan melihat capung tersebut.
Aku mengalihkan pandanganku ke tepi lapangan tepat di depanku. Keadaaan di tepi lapangan tersebut tidak begitu baik. Karena adanya proses pebangunan, ada barang yang tergeletak di lapangan seperti karung. Ada juga ember bewarna merah. Di dekat ember merah tersebut, aku melihat banyak jambu busuk yang jatuh dari dahannya. Ada yang bewarna hijau dan merah. Aku tidak heran, karena memang sekarang adalah musim hujan, dimana jambu-jambu mulai tumbuh. Di dekat pohon jambu, aku melihat selang putih panjang yang barusan dipakai untuk menyiram rumput agar selalu segar, tergeletak begitu saja. Aku melihat teman-temanku mulai duduk di jalan setapak sambil mengerjakan tugas.
Perhatianku teralih oleh lewatnya pak satpam untuk kedua kalinya. Namun Pak satpam yang ini adalah orang yang berbeda dengan pak satpam sebelumnya. Aku juga melihat sebuah pelanggaran di depan kedua mataku. Ada 2 siswa yang berjalan di atas rumput dekat kelas mereka. Mereka berjalan dengan santainya tanpa memperdulikan rumput yang mereka injak. Aku cukup sebal melihatnya. Butuh waktu dan tenaga lo untuk menanam rumput itu dan mereka seenaknya saja menginjaknya! Di belakang siswa itu, aku juga melihat 2 siswi yang memilih jalan memutar daripada menginjak rumput. Itu merupakan tindakan yang baik.
Aku meihat para tukang yang baru selesai menyirami rumput sedang bersandar pada pohon apel rindang yang berada di depan perpustakaan. Bel pulang berbunyi dan selesailah pengamatan kami tentang Lapangan di SMA Negeri 1 Salatiga.
Lailia Nisfa YDP / 13
0 komentar:
Posting Komentar